38. Marfu’ah
Dinamakan dengan nama “al-Marfu’ah” dikarenakan Al-Qur’an berasal dari tingkatan alam tertinggi (al-’alam al-’ulwiy) yaitu langit ke tujuh. Sebagaimana dalam Q.S. ‘Abasa [80] ayat 14:
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ – ١٤
“yang ditinggikan (dan) disucikan”
39. Muthahharah
Al-Qur’an memiliki nama “al-Muthahharah” karena ia merupakan kitab yang suci dari penentangan dan penghinaan orang-orang kafir. Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya mengatakan bahwa suci dalam hal ini adalah bentuk majaz dari kemuliaan (syaraf). Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢ ۙ – ١٤
40. Wa’id
Alasan penamaan “al-Wa’id”, karena di dalam Al-Qur’an disebutkan terkait ancaman dan peringatan bagi umat manusia. Sebagaimana dalam Q.S. Ibrahim [14] ayat 14:
وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْاَرْضَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ ۗذٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِيْ وَخَافَ وَعِيْدِ – ١٤
“Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu setelah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku dan takut akan ancaman-Ku.
41. Fashl
Nama Al-Quran yang satu ini, “al-Fashl” karena Al-Qur’an memisahkan antara yang hak (benar) dan yang batil. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
42. Naba’ ‘Adhim
Al-Qur’an juga dinamakan dengan “al-Naba’ al-’Adhim”, karena adanya berita-berita besar tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan pasca kematian. Sumber pengambilan nama ini yaitu Q.S. al-Naba’ [78] ayat 2:
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ – ٢
“Tentang berita yang besar (hari kebangkitan)”
43. Ahsan al-Hadits
Dinamakan dengan nama “Ahsan al-Hadits” karena Al-Qur’an merupakan sebaik-baik perkataan dan ucapan. Nama Al-Quran tersebut berdasar pada Q.S. al-Zumar [39] ayat 23:
اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang”.
Editor : Kastolani Marzuki