43. Mutasyabih
Al-Qur’an juga dinamakan dengan “al-Mutasyabih”, karena adanya kemiripan atau keserupaan dari sebagian ayat dengan ayat lainya dalam hal kebaikan (keindahan) dan kebenaran. Sebagaimana telah disebutkan dalam kutipan ayat pada nama Al-Qur’an sebelumnya.
44. Matsani
Penyematan nama “al-Matsani” terhadap Al-Qur’an dikarenakan di dalamnya diuraikan terkait kisah-kisah umat terdahulu. Sehingga terjadi proses pengulangan akan cerita dan nasihat dari kisah-kisah terdahulu. Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Zumar [39] ayat 23.
45. Muhaimin
Al-Quran dinamakan sebagai “al-Muhaimin” dikarenakan Al-Qur’an menjadi saksi terhadap adanya kitab-kitab samawi terdahulu dan kejadian umat pada masa lampau. Sebagaimana dalam Q.S. al-Maidah [5] ayat 48:
مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya”
46. Habl
Al-Quran memiliki nama lain “al-Habl” yaitu tali. Hal ini dikarenakan barangsiapa yang berpegang teguh pada tali (Al-Qur’an) tersebut maka ia akan mendapatkan pentunjuk dan masuk surga. Sebagaimana dalam Q.S. Ali ‘Imran [3] ayat 103:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا
“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah”
47. Shirath Mustaqim
Nama lain dari Al-Quran adalah “al-Shirath al-Mustaqim”. Hal ini dikarenakan Al-Qur’an merupakan panduan yang menuntun kita menuju jalan yang lurus yaitu surga. Sebagaimana dalam Q.S. al-An’am [6] ayat 153:
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ
“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah!”
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih”
48. Karim
Al-Quran diberi nama “al-Karim” karena terdapat sifat kemuliaan yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana dalam Q.S. al-Waqi’ah [56] ayat 77:
اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ
“dan (ini) sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia”.
Editor : Kastolani Marzuki