Hikmah

Keutamaan Takbiran Idul Fitri, Dihidupkan Hatinya dan Dicintai Allah

Kastolani Marzuki · Rabu, 12 Mei 2021 - 10:00 WIB
Keutamaan Takbiran Idul Fitri, Dihidupkan Hatinya dan Dicintai Allah
Muslim disunnahkan membaca takbiran Idul Fitri. (Foto: Dok.iNews)

JAKARTA, iNews.id - Hari ini, Rabu (12/5/2021) merupakan hari terakhir bagi Muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pemerintah melalui Kementerian Agama sudah memutuskan melalui sidang isbat 1 Syawal 1442 Hijriah jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. 

Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Muslim disunnahkan membaca takbir sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan.  

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar wa lillaahil hamdu.

Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Perintah mengumandangkan takbir ini tertuang dalam Al Qur'an, Surat Al Baqarah ayat 185. Allah SWT berfirman:

 وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur". (QS. Al Baqarah: 185).

Takbir pada saat Idul Fitri termasuk dalam takbir mursal. Menggemakan takbir pada malam Idul Fitri merupakan salah satu amalan menghidupkan hari raya. 

Keutamaan takbiran di Hari Raya Idul Fitri sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW yakni dihidupkan hatinya oleh Allah SWT. 

“Barangsiapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian." (HR. Ibnu Majah).

Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dalam musnadnya :

ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه من العمل فيهن من هذه الأيام العشر فاكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد

Artinya: Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan di tanggal 1 – 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu".

Ustaz Muhammad Ajib dari Rumah Fiqih Indonesia menjelaskan, takbiran boleh dilakukan secara berjamaah atau sendirian dan dengan suara keras ataupun suara lirih. Pada umumnya memang takbiran dilakukan secara berjamaah dan dengan suara yang keras. Hal ini boleh boleh saja dilakukan sebagai bentuk syiar agama islam.

Imam Ibnu Qudamah di dalam kitab Al-mughni menyebutkan bahwa takbiran boleh dilakukan secara berjamaah dengan suara yang keras sebagai bentuk syiar dan untuk mengingatkan orang lain. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat Ibnu Umar. Bahwa beliau pernah bertakbir pada hari raya sehingga orang-orang pun ikut bertakbir juga bersama beliau di masjid dan di pasar.

Disebutkan juga di dalam kitab shohih Bukhori bahwa khalifah Umar Bin Al-khattab pernah bertakbir di mina. Kemudian para sahabat lainnya yang berada di mina dan di pasar mendengar takbir beliau dan ikut bertakbir bersama dengan beliau.

"Dari penjelasan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya bertakbir atau takbiran pada hari raya itu boleh dilakukan secara berjamaah maupun dengan sendirian," katanya dikutip iNews.id, Rabu (12/5/2021).

Takbiran di hari idul fitri, takbiran dihentikan setelah selesai shalat idul fitri. Imam Ibnu Qudamah menukil keterangan Abul Khitab,

يكبر من غروب الشمس من ليلة الفطر إلى خروج الإمام إلى الصلاة، في إحدى الروايتين. وهو قول الشافعي. وفي الأخرى إلى فراغ الإمام من الصلاة

Dianjurkan banyak bertakbiran sejak terbenamnya matahari di malam idul fitri, hingga imam mulai mengerjakan shalat, menurut salah satu riwayat (dari imam Ahmad). Dan ini merupakan pendapat as-Syafii. Sementara dalam keterangan yang lain, takbir dihentikan hingga selesainya imam mengerjakan shalat id. (al-Mughni, 2/274).

Kalangan ulama yang mengatakan bahwa membaca takbir disyariatkan dalam Hari Raya Idul Fitri.

Lain halnya dengan mazhab Imam Abu Hanifah, ia berpendapat bahwa membaca takbir dalam Hari Raya Fitri tidak disyariatkan. Sedangkan Imam lainnya mengatakan sunah.

Rasulullah SAW dalam menyambut hari raya menganjurkan memperbanyak takbir. Nabi SAW bersabda:

زينوا اعيادكم بالتكبير

“Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir”.

Dalam kitab Fathul Qarib disebutkan bahwa disunahkan untuk menggemakan takbir pada malam hari raya. Sunnah ini ditujukan untuk semua umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, sedang berada di rumah atau pun sedang berada di Masjid.

Muhammad bin Qasim Al-Ghazi mengatakan : “Disunahkan takbir bagi laki-laki dan perempuan, musafir, baik yang sedang di rumah, di jalan, masjid ataupun sedang di pasar. Dimulai dari terbenanmya matahari pada malam hari raya berlanjut sampai salat Idul Fitri.

Dalam suatu riwayat disebutkan:

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّر حَتَّى يَأْتِيَ المُصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْر

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak salat pada hari raya Idulfitri, lantas beliau bertakbir sampai di lapangan dan sampai salat hendak dilaksanakan. Ketika salat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.”

Para ulama dari kalangan Malikiyah dan Syafi’iyah menganjurkan bertakbir dengan diawali tiga kali takbir. berikut ini redaksi takbir yang digunakan oleh ulama Malikiyah dan Syafi’iyah :

الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر,لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد

Imam Nawawi di dalam kitab Roudhotu At-Tholibiin wa Umdatu Al-Muftiin menyebutkan bahwa Para ulama juga biasanya menambahkan lafadz takbir dengan redaksi sebagai berikut :

الله أكبر كبيرا، والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلا الله، ولا نعبد إلا إياه، مخلصين له الدين ولو كره الكافرون، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده ونصر عبده وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله والله أكبر


Kapan Takbir Hari Raya Dimulai dan Diakhiri

Para ulama  membedakan antara takbir hari raya idhul fitri dan takbir hari raya Idhul Adha. Jumhur ulama ( mayoritas ulama ) mengatakan bahwa takbir pada hari raya idhul fitri dikumandangkan sejak malam hari raya dan berakhir pada waktu imam naik mimbar untuk menyampaikan khutbah ied. 

Jadi setelah khutbah ied disampaikan maka takbir pada hari raya idhul fitri sudah tidak dianjurkan lagi untuk dikumandangkan.

Hadis tersebut memberikan pelajaran bahwa Nabi pun membaca takbir sampai waktu salat Idulfitri telah dekat. 


Editor : Kastolani Marzuki